Nasihat Ibunda Imam Malik

Imam Malik menuturkan:
Dahulu ibuku menyiapkan imamahku ketika aku masih kecil sebelum aku pergi ke halaqoh-halaqoh ilmu. Maka ibuku mengatakan:
يَا مَالِك، خُذْ مِنْ شَيْخِكَ الْأَدَبَ قَبْلَ الْعِلْمِ
“Wahai Malik, ambillah dari gurumu adabnya sebelum ilmunya!”

pesan pertama ayah

Wahai anak-anakku....., belajarlah secara talaqi (melalui seorang Guru), perhatikan bagaimana akhlak dan adab Gurumu, karena darinya kalian akan mengambil teladan dan perhatikan bagaimana sanad ilmu Gurumu {baik sanad riwayat (silsilah guru) maupun sanad diroyat (silsilah pemahaman)}, karena darinya kalian akan mengambil ilmu. Maka dari itu, carilah Guru yang memiliki akhlak dan adab yang mulia dan memiliki sanad ilmu yang bersambung (tidak terputus) kepada para imam mujtahid, para mufasir, para muhaddist, dan para ulama salaf hingga Rasulullah saw.

Thursday, August 20, 2015

Nasihat Habib Ali bin Abdurrahman al Jufri, Dubai.

"Ketika aku mendengar orang berbicara atas nama Islam dengan bahasa yang kasar dan caci-maki, aku bersyukur kepada Allah tidak memahami Islam lewat lisan mereka." (Ad-Da'i ilallah al-'Allamah al-Habib Ali bin Abdurrahman al-Jufriy)

Sunday, August 16, 2015

Didikan sang Guru dalam Keluarga

Pernah ada seseorang yang mengaku-aku sebagai pemilik tanahnya al-Habib Umar bin Hafidz. Ia mengatakan bahwa tanah itu adalah miliknya. Maka keesokan harinya Habib Salim, putera Habib Umar, mendatangi orang tersebut dan menjelaskan panjang lebar bahwa tanah itu bukan miliknya tapi milik Habib Umar. Surat-surat resminya pun ada di tangan Habib Umar.


Namun orang tersebut tidak bergeming, tetap ngotot mengakui tanah itu adalah miliknya. Akhirnya dengan terpaksa Habib Salim mendatangi sang ayah, Habib Umar bin Hafidz, seraya menjelaskan semuanya. “Abah, si fulan mengaku-aku tanah kita yang ada di daerah sana adalah miliknya,” tutur sang anak.